Beranda Asuransi InsurTech 101: Pengertian, Manfaat, dan Jenisnya di Indonesia.

InsurTech 101: Pengertian, Manfaat, dan Jenisnya di Indonesia.

InsurTech mengatasi masalah data dan analisis secara langsung, menciptakan kelompok risiko yang lebih jelas, dan memberi harga produk lebih kompetitif.

Setelah sektor fintech mengalami pertumbuhan pesat, industri asuransi pun tak ketinggalan mengikuti arus transformasi dengan memanfaatkan teknologi digital. Dari sinilah lahir istilah yang dikenal dengan sebutan “InsurTech.”

Kira-kira apa sih sebenarnya InsurTech itu?

Jika kamu ingin mengetahui tentang InsurTech, kamu datang di tempat yang tepat, karena Sunday sudah merangkumkannya untukmu di artikel berikut ini!

Key Takeaways.

  • InsurTech adalah penerapan dan pengembangan inovasi teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dari model bisnis asuransi saat ini. 
  • InsurTech digunakan untuk membuat proses evaluasi risiko, penerbitan polis, proses klaim, hingga interaksi dengan pelanggan menjadi lebih efisien dan lebih mudah diakses oleh segala kalangan masyarakat.
  • Dengan menggunakan teknologi seperti machine learning, Internet of Things (IoT), dan Artificial Intelligence (AI), InsurTech memungkinkan produk asuransi dipatok dengan harga yang lebih terjangkau.
  • InsurTech mirip dengan fintech, karena keduanya memanfaatkan solusi modern untuk merevolusi masing-masing industri konvensional.

Apa Itu InsurTech?

InsurTech adalah penerapan dan pengembangan inovasi teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dari model industri asuransi yang berjalan saat ini. 

Menurut Marshall Hargrave melalui artikelnya di website Investopedia, istilah InsurTech merupakan gabungan dari kata insurance dan technology yang terinspirasi dari istilah fintech atau financial technology.

Kemunculan InsurTech sendiri dilandasi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di industri asuransi yang telah dihadapi hingga saat ini, mulai dari sulitnya mengakses informasi tentang asuransi, proses klaim yang berbelit-belit, dan harga premi yang sulit dijangkau oleh masyarakat.

InsurTech memungkinkan penciptaan, distribusi, dan administrasi yang lebih efisien dalam industri asuransi. Hal ini mencakup akses, pengevaluasian risiko, penerbitan polis, pemrosesan klaim, hingga interaksi dengan pelanggan. Hal ini muncul setelah pertumbuhan fintech yang begitu pesat di Indonesia. 

Melalui inovasi teknologi digital, InsurTech secara fundamental mengubah lanskap industri asuransi menjadi lebih positif.

Baca juga: Kenali Fintech: Definisi, Dasar Hukum, Jenis, dan Manfaat.

Manfaat InsurTech.

InsurTech memainkan peran besar dalam mengatasi tantangan yang rumit dan telah lama dihadapi oleh sistem asuransi konvensional, memberikan keuntungan bagi kedua pihak, yaitu pelanggan dan perusahaan asuransi. 

Mari kita telusuri manfaatnya untuk masing-masing pihak!

Manfaat Untuk Pelanggan.

  1. Memberikan kenyamanan dan kemudahan akses.
    Dengan pendekatan digitalnya, InsurTech memudahkan pelanggan dari berbagai kalangan untuk mengakses layanan asuransi secara online.

    Tanpa harus menunggu jam kerja dan menghabiskan waktu untuk datang ke kantor asuransi secara langsung, mereka dapat mengakses informasi tentang berbagai jenis asuransi, membandingkannya, membelinya, hingga mengajukan klaim kapan pun dan di mana pun.
  1. Menyediakan produk yang dipersonalisasi.
    Dengan memanfaatkan pengumpulan informasi dan proses data analisis yang inovatif, InsurTech juga dapat memahami kebutuhan unik setiap individu secara lebih dalam.

    Sehingga, mereka memastikan bahwa pelanggan menerima perlindungan yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka berdasarkan data historis yang ada.
  1. Menghemat Biaya.
    InsurTech berpotensi untuk menawarkan harga yang lebih kompetitif dengan premi yang lebih rendah kepada pelanggan. 

    Fleksibilitas dan personalisasi yang ditawarkan InsurTech, membuat semua orang dapat menyesuaikan perlindungan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangan mereka. 

    Didukung juga dengan pengurangan biaya administrasi akibat seluruh proses yang dilakukan secara digital, pada akhirnya InsurTech memang dapat menghasilkan potensi penghematan biaya.
  1. Memberikan transparansi dan membangun kepercayaan.
    InsurTech menyediakan informasi polis secara transparan dan memberikan pelanggan akses instan menuju informasi penting seperti detail cakupan, premi, dan status klaim mereka. 

    Tentunya, transparansi yang ditawarkan ini juga berperan sebagai solusi untuk masalah berkelanjutan dalam industri asuransi, yaitu membangun kepercayaan masyarakat.
  1. Layanan yang lebih cepat dan canggih.
    Layanan digital seperti asisten virtual dapat membantu meningkatkan komunikasi dengan memberikan tanggapan cepat terhadap pertanyaan pelanggan.

    Selain itu, sistem otomatisasi digital seperti online claim juga dapat membantu mengurangi waktu yang diperlukan untuk mendapatkan perlindungan dan menerima pembayaran klaim. 

    Hal ini menjamin pelayanan yang lebih cepat dan efisien bagi pelanggan, terutama pada saat-saat darurat.

Manfaat untuk Perusahaan Asuransi.

  1. Meningkatkan efisiensi.
    Perusahaan asuransi konvensional umumnya mengandalkan lokasi fisik yang memerlukan tenaga kerja manual dengan proses yang panjang. 

    Sekarang, perusahaan InsurTech dapat beroperasi dengan proses yang lebih sederhana dan otomatis, sehingga para karyawan dapat bekerja secara remote dan berinteraksi dengan pelanggan di seluruh dunia. 

    Hal ini tentunya dapat membantu perusahaan menjangkau pasar yang lebih luas dengan biaya operasional yang lebih rendah.
  1. Membantu mengambil keputusan berbasis data.
    Teknologi AI serta data analisis yang canggih memungkinkan perusahaan asuransi membuat keputusan underwriting dan penilaian risiko yang lebih terinformasi dan tepat, sehingga menghasilkan penurunan kerugian dan peningkatan profitabilitas.
  1. Mitigasi risiko dan penipuan.
    Dengan memanfaatkan data, analisis tren, dan machine learning, perusahaan InsurTech mungkin dapat mendeteksi aktivitas penipuan jika ada inkonsistensi dalam data. 

    Selain itu, big data juga dapat menemukan celah yang berpotensi untuk ditutup, guna menghindari eksploitasi. 

    Dengan kata lain, hal ini membantu perusahaan asuransi mengidentifikasi dan mengelola risiko dengan lebih efektif. 
  1. Pengembangan produk yang lebih tepat.
    InsurTech memungkinkan pengembangan dan personalisasi produk asuransi yang lebih cepat, yang dapat melayani pasar atau preferensi pelanggan yang terus berkembang.
  1. Meningkatkan loyalitas dan retensi pelanggan.
    Layanan pelanggan yang terus ditingkatkan dan dipersonalisasi melalui solusi InsurTech dapat mendorong peningkatan loyalitas dan retensi pelanggan.

Cara Kerja InsurTech.

InsurTech menggunakan teknologi canggih untuk membuat asuransi lebih mudah diakses dan lebih efisien, baik untuk kita sebagai pelanggan maupun perusahaan asuransi.

Menurut IDN Times, InsurTech menggunakan teknologi seperti Artificial Intelligencemachine learningdrone, teknologi blockchainInternet of Things (IoT), GPS, dan aplikasi seluler untuk menyederhanakan operasi asuransi. 

Berikut cara teknologi ini mengubah cara asuransi beroperasi:

  1. Penanganan klaim.
    Biasanya, proses penanganan klaim melibatkan pemeriksaan, penentuan kompensasi, dan pembayaran secara manual. InsurTech berfokus pada otomatisasi sebagian proses ini dan mendeteksi penipuan.

    Misalnya, perusahaan besar menggunakan teknologi untuk mengumpulkan data khusus tentang klaim, memvalidasi klaim secara otomatis, dan mempercepat pembayaran klaim melalui alur kerja otomatis, sehingga meminimalkan campur tangan manusia.
  1. Penilaian risiko.
    Proses penilaian risiko melibatkan peninjauan profil kita sebagai pelanggan, penilaian risiko yang kita miliki, dan penawaran paket asuransi yang sesuai. 

    Informasi yang dibutuhkan untuk ini sebenarnya bisa dikumpulkan secara otomatis. 

    Dengan bantuan teknologi, perusahaan asuransi dapat menganalisis data dengan lebih mudah untuk membuat keputusan yang lebih baik mengenai apa yang harus ditawarkan kepada pelanggan dan berapa premi yang harus dibayarkan.
  1. Pelaksanaan kontrak.
    Ada banyak kontrak dalam dunia asuransi, mulai dari pembayaran klaim hingga perpanjangan polis. 

    Dengan teknologi blockchainsmart contract bisa dijalankan secara otomatis ketika kriteria tertentu terpenuhi. Ini menghilangkan kebutuhan campur tangan manusia dan memungkinkan teknologi yang netral untuk mengambil keputusan.
  1. Mengurangi risiko.
    InsurTech juga dapat menggunakan big data untuk mengumpulkan, menganalisis, dan merangkum informasi. Ini termasuk menganalisis sejarah aktivitas pelanggan atau menilai berbagai jenis klaim. 

    Dengan informasi ini, perusahaan asuransi dapat mendeteksi penipuan, mengurangi risiko, dan lebih memahami daerah di mana mereka mungkin akan menghadapi masalah.

Jenis-Jenis InsurTech.

Penerapan teknologi dalam industri InsurTech di Indonesia sangat beragam. Adapun jenis-jenis InsurTech, seperti yang dikategorikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), adalah sebagai berikut:

InsurTech Aggregator/Marketplace.

InsurTech Aggregator adalah platform atau layanan digital yang membantu pengguna membandingkan dan membeli produk asuransi dari berbagai penyedia asuransi.

Dengan platform ini, pelanggan dapat mengakses berbagai pilihan asuransi, membandingkan harga, cakupan, dan fitur, serta membuat keputusan yang tepat berdasarkan kebutuhan mereka, dengan lebih mudah.

Berbeda dengan perusahaan asuransi pada umumnya, InsurTech Aggregator tidak terlibat dalam proses penerbitan polis asuransi, atau pemberian kontrak asuransi; sebaliknya, mereka hanya menyediakan platform untuk memfasilitasi transaksi produk asuransi.

Meskipun begitu, InsurTech Aggregator memainkan peran penting dalam menyederhanakan proses berbelanja asuransi dan meningkatkan transparansi dalam industri asuransi. 

InsurTech Intermediaries – Brokers/Agents.

InsurTech Intermediaries, atau dikenal juga sebagai InsurTech broker/agen adalah penerapan solusi berbasis teknologi untuk membantu para broker dan agen dalam meningkatkan operasi dan layanan yang diberikan kepada konsumen.

Solusi ini dapat menyederhanakan proses, meningkatkan layanan pelanggan, dan meningkatkan efisiensi proses di industri asuransi, melalui alat-alat digital seperti:

  • Platform broker digital.
    Sistem online yang membantu broker mengelola polis dengan lebih efisien serta menyediakan fitur untuk manajemen polis, berinteraksi dengan klien, dan alat analitik.
  • Software CRM.
    Memberikan agen dan broker, alat untuk mengelola hubungan dengan pelanggan (customer relationship), melacak pelanggan potensial, dan meningkatkan interaksi dengan pelanggan.
  • Alat penawaran dan underwriting.
    Teknologi membantu dalam menghasilkan surat penawaran asuransi dengan cepat, merinci polis, dan menilai risiko untuk layanan yang lebih efisien.
  • Aplikasi seluler.
    Aplikasi yang dirancang untuk broker dan agen, agar dapat mengakses informasi, berkomunikasi dengan klien, dan menangani tugas dengan mudah saat sedang bepergian.
  • Analitik data.
    Memberikan wawasan tentang perilaku pelanggan, tren pasar, dan data relevan untuk pengambilan keputusan yang terinformasi.

Berbeda dengan InsurTech Aggregator yang menyediakan produk dan layanan teknologi asuransinya secara langsung kepada pelanggan, InsurTech Intermediaries berfokus untuk meningkatkan kapabilitas para profesional asuransi yang terlibat seperti broker dan agen untuk melayani pelanggannya secara lebih baik menggunakan teknologi. 

Sehingga mereka dapat tetap kompetitif dan beradaptasi dengan perkembangan lanskap industri asuransi yang terus berubah.

The Full-Stack InsurTech.

Full-stack InsurTech adalah penerapan teknologi dalam bisnis asuransi yang mencakup semua tahapan asuransi, mulai dari proses underwriting, distribusi, manajemen polis, pemrosesan klaim, hingga layanan pelanggan. 

Dengan kata lain, mereka menawarkan solusi dari awal hingga akhir untuk industri asuransi. Umumnya, perusahaan full-stack InsurTech menawarkan beragam layanan dan bisa mencakup komponen-komponen berikut:

  • Distribusi digital.
    Mereka memiliki platform online atau aplikasi seluler yang memungkinkan pelanggan untuk membeli polis asuransi secara langsung, tanpa pihak perantara seperti broker dan agen, yang biasanya digunakan sebagai channel distribusi konvensional. 
  • Underwriting.
    Perusahaan ini menggunakan hasil data analisis dan teknologi canggih untuk menilai risiko dan menentukan harga asuransi secara lebih akurat.
  • Manajemen polis.
    Platform full-stack InsurTech memungkinkan pelanggan sebagai pemegang polis untuk mengelola polis asuransi mereka sendiri secara online, termasuk melakukan perubahan atau mengajukan klaim.
  • Pemrosesan klaim.
    Mereka menyederhanakan proses klaim menggunakan otomatisasi dan alat-alat digital, membuatnya lebih efisien bagi pelanggan.
  • Layanan pelanggan.
    Mereka juga menyediakan customer support, atau layanan dukungan pelanggan, melalui platform digital dan seringkali menggunakan asisten virtual untuk menangani pertanyaan dan permintaan secara lebih cepat.
  • Integrasi dengan perusahaan asuransi konvensional.
    Beberapa perusahaan full-stack InsurTech bekerja sama dengan perusahaan asuransi konvensional untuk menyediakan teknologi, inovasi, atau platform digital yang dapat membantu perusahaan asuransi konvensional meningkatkan operasional mereka. 

Sementara perusahaan full-stack InsurTech lain menawarkan produk asuransi mereka sendiri untuk bersaing dengan perusahaan konvensional lainnya.

Perusahaan-perusahaan ini berfokus untuk merubah proses asuransi konvensional yang masih bisa ditingkatkan menggunakan teknologi digital. Dengan tujuan memberikan pelanggan pengalaman asuransi yang lebih mulus dan efisien. 

Sehingga akhirnya, mereka merubah cara asuransi bekerja di Indonesia.

Perkembangan InsurTech di Indonesia.

Perkembangan InsurTech di Indonesia telah menjadi sorotan utama dalam industri asuransi. Fenomena boomingnya startup terutama dalam industri fintech belakangan ini, telah memberikan dorongan bagi munculnya sejumlah perusahaan InsurTech di Indonesia. 

Hal ini juga telah mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengeluarkan Peraturan OJK Nomor 13/POJK.02/2018 tentang Inovasi Keuangan Digital yang mengatur InsurTech dan inovasi di sektor keuangan secara keseluruhan.

Sejak tahun 2020, Dody Dalimunte, yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pada tahun tersebut, telah menekankan betapa pentingnya perkembangan perusahaan asuransi di era digital.

Menurutnya, perusahaan asuransi harus terus berinovasi dan menerapkan perkembangan teknologi digital agar bisa lebih dekat dengan masyarakat dan memperluas pasar produk asuransi dengan lebih cepat dan efisien.

Hingga saat ini, sudah terdapat lebih dari 25 perusahaan InsurTech yang beroperasi di Indonesia. Berikut sejumlah pemain InsurTech ternama di Indonesia:

  • PasarPolis (InsurTech Aggregator & Broker)
  • Sunday (Full-stack InsurTech & Broker)
  • Qoala (distribusi, broker, personal financial assistant)
  • CekPremi (InsurTech Broker)
  • Lifepal (personal financial assistant)
  • Asuransiku (InsurTech Broker)
  • Fuse (InsurTech Broker)
  • Tanamduit (InsurTech Broker)
  • Cermati (fintech aggregator)
  • CekAja (fintech aggregator)

Meskipun perkembangan InsurTech menawarkan potensi besar, ada juga tantangan yang perlu dihadapi. Mulai dari modal dan investasi cukup besar, konektivitas internet, demografi Indonesia yang memiliki banyak pulau dan penduduk, hingga yang paling penting yaitu edukasi masyarakat terhadap pentingnya asuransi.

Saat ini, masyarakat cenderung memilih instrumen keuangan yang memberikan imbal secara cepat dan nyata. Sehingga, perkembangan InsurTech di Indonesia saat ini tergolong lambat jika dibandingkan dengan fintech, khususnya platform pinjaman online. 

Pinjaman online berkembang pesat karena memungkinkan orang memperoleh uang tunai dengan cepat. Hal ini berbeda dengan sistem asuransi, di mana masyarakat harus membayar uang secara rutin berupa premi dan manfaat asuransi yang tidak langsung dirasakan.

Potensi besar masyarakat untuk menggunakan InsurTech belum sepenuhnya terwujud. InsurTech diharapkan dapat mendorong peningkatan penggunaan produk asuransi dengan menyediakan produk asuransi mikro sederhana yang terintegrasi dengan platform e-commerce, sehingga produk asuransi lebih mudah dijangkau konsumen.

Baca juga: Terbaru! Simak Realita Penetrasi Asuransi Tahun 2023 di Sini!

Akhir Kata.

Itu dia penjelasan tentang InsurTech yang telah marak muncul di Indonesia. Semoga setelah membaca definisi InsurTech, latar belakang munculnya InsurTech, kelebihan serta jenis-jenis pelaku InsurTech di Indonesia bisa membuat kamu lebih mengenal lebih dalam asuransi digital dan manfaatnya. Sampai jumpa di artikel berikutnya!

Share this article
Shareable URL
Artikel Terkait