Ketika kamu menjalankan suatu usaha atau perusahaan, dan punya sejumlah karyawan yang dipekerjakan, maka kamu akan berhadapan dengan istilah turnover. Turnover adalah salah satu indikator yang akan menentukan apakah suatu bisnis punya budaya kerja yang positif atau tidak.
Pada dasarnya, istilah turnover berhubungan dengan karyawan. Supaya kamu bisa memahami istilah ini dengan lebih jelas, coba simak penjelasan di bawah ini, ya.
Baca juga: Team Building: Definisi, Manfaat, Jenis, Ide Kegiatan.
Apa Itu Turnover?
Turnover adalah tingkat di mana karyawan meninggalkan sebuah perusahaan dan digantikan oleh karyawan baru.
Menurut Investopedia, arti turnover mengacu pada seberapa cepat perusahaan mengganti aset dalam periode tertentu. Dalam hal ini, aset tersebut adalah tenaga kerja.
Turnover mencakup pengunduran diri secara sukarela oleh karyawan, pemecatan oleh perusahaan, pensiun, dan berbagai alasan lain yang menyebabkan karyawan meninggalkan pekerjaan mereka.
Biasanya, tingkat turnover karyawan akan dihitung dengan rumus tertentu, yaitu jumlah karyawan yang keluar dibagi dengan jumlah karyawan rata-rata. Hasilnya akan menunjukkan persentase angka turnover.
Semakin tinggi angka turnover, artinya budaya kerja di perusahaan kurang baik, sehingga banyak karyawan yang mengundurkan diri atau terpaksa diberhentikan.
Penyebab Terjadinya Turnover Karyawan.
Ada banyak faktor yang akan mempengaruhi tingginya angka turnover karyawan. Faktor ini bisa bersifat eksternal maupun internal.
Faktor yang bersifat eksternal biasanya mencakup kondisi politik, perubahan kebijakan dari pemerintah, dan lain sebagainya. Sementara, faktor internal berkaitan dengan budaya perusahaan dan juga kondisi pribadi sang karyawan.
Secara garis besar, berikut ini beberapa hal yang berdampak terhadap terjadinya turnover karyawan yang tinggi.
1. Kompensasi yang Kurang Kompetitif.
Setiap karyawan pasti ingin mendapatkan kompensasi yang setimpal dengan beban kerja mereka. Sayangnya, banyak perusahaan yang tidak mampu memenuhi hal ini, apalagi perusahaan yang baru dirintis seperti start up kecil.
Kompensasi yang kurang kompetitif akan membuat karyawan kehilangan motivasi untuk bekerja, sehingga memutuskan untuk mengundurkan diri.
Baca juga: Apa Itu Employee Benefit? Ini Pengertian dan Jenisnya.
2. Manajemen yang Buruk.
Ketika suatu organisasi dipimpin oleh manajemen yang buruk, maka tingkat turnover karyawannya cenderung lebih tinggi.
Biasanya, manajemen yang buruk membuat terjadinya banyak perubahan yang tidak stabil, seperti PHK massal atau restrukturisasi yang terus-menerus. Selain itu, manajer yang buruk juga tidak bisa mendukung pendapat karyawan, membuat karyawan merasa kurang dihargai.
3. Kondisi Politik yang Tidak Stabil.
Ternyata, kondisi politik juga berdampak terhadap angka turnover karyawan, lho. Situasi politik yang tidak stabil dapat menyebabkan ketidakpastian ekonomi, mendorong karyawan untuk mencari peluang di negara atau wilayah yang lebih stabil.
Kondisi politik yang tidak stabil dapat ditandai dengan beberapa hal, seperti terjadinya konflik antar pemimpin negara, pergantian pemerintahan yang terlalu sering, atau kebijakan yang tidak konsisten.
Baca juga: Risiko Usaha: Pengertian, Jenis, dan Cara Mengatasinya.
Jenis-jenis Turnover Karyawan.
Turnover karyawan dapat dikategorikan dalam berbagai jenis berdasarkan alasan dan sifatnya. Berikut adalah beberapa jenis turnover menurut situs 15Five.
1. Voluntary Turnover.
Jenis turnover yang satu ini terjadi ketika karyawan memutuskan untuk meninggalkan perusahaan atas keinginan mereka sendiri. Dalam dunia kerja, istilah ini disebut juga dengan pengunduran diri atau resign.
Alasannya bisa bermacam-macam, seperti keinginan untuk mencari peluang karir yang lebih baik, gaji yang lebih tinggi, atau keinginan untuk pindah tempat tinggal.
2. Involuntary Turnover.
Nah, kalau jenis yang satu ini adalah kebalikan dari voluntary turnover. Involuntary turnover adalah kondisi ketika perusahaan memutuskan untuk mengakhiri hubungan kerja dengan karyawan alias PHK.
PHK bisa terjadi karena berbagai faktor, misalnya kinerja karyawan yang buruk, adanya restrukturisasi, atau pengurangan tenaga kerja untuk efisiensi perusahaan.
3. Internal Transfers.
Jenis yang ketiga adalah internal transfers, yaitu perpindahan karyawan dari satu posisi ke posisi lain di dalam perusahaan yang sama. Seorang karyawan mungkin dipindahkan ke departemen yang berbeda, atau bisa juga ke lokasi kantor yang berbeda.
Tidak seperti jenis turnover lainnya, internal transfers dipandang sebagai jenis turnover yang positif. Karena, dari sini, perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan karier mereka dan bisa meningkatkan retensi karyawan.
Baca juga: Retensi Karyawan: Pengertian, Fungsi, Cara Hitung, Strategi.
4. Regrettable Turnover.
Istilah ini menggambarkan situasi di mana seorang karyawan meninggalkan perusahaan dan kepergiannya dianggap sebagai kerugian besar oleh organisasi.
Ini bisa terjadi kalau karyawan yang meninggalkan perusahaan adalah karyawan dengan prestasi tinggi dan kinerja yang sangat baik. Kepergian karyawan ini akan sangat berdampak negatif pada moral tim, produktivitas, dan dinamika kerja.
Rumus Menghitung Turnover Karyawan.
Setiap perusahaan harus bisa menghitung angka turnover karyawan. Tujuannya supaya kamu bisa mengevaluasi apakah manajemen yang ada saat ini sudah baik atau belum.
Menurut Forbes, turnover biasanya dihitung sebagai persentase dari jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan selama periode waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah rata-rata karyawan yang bekerja dalam periode yang sama. Rumusnya adalah sebagai berikut.
- (Jumlah karyawan yang keluar / jumlah rata-rata karyawan) x 100%
Sebagai contoh, PT ABC ingin menghitung angka turnover dalam periode satu tahun. Di awal tahun, perusahaan ini memiliki 120 karyawan, dan pada akhir tahun, perusahaan memiliki 130 karyawan.
Selama satu tahun tersebut, ada 20 orang karyawan yang mengundurkan diri. Berarti, perhitungan angka turnover untuk PT ABC adalah:
- Jumlah karyawan keluar: 20 orang
- Jumlah rata-rata karyawan dalam setahun: (120 orang + 130 orang) / 2 = 125 orang
- Turnover rate = (20 orang / 125 orang) x 100% = 16%
Artinya, angka turnover karyawan untuk PT ABC di tahun tersebut adalah 16%. Angka tersebut tidak terlalu tinggi, tapi juga tidak terlalu rendah.
Untuk menentukan apakah angka turnover tinggi atau rendah, perlu disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan, jumlah karyawan, usia perusahaan, dan kondisi politik negara.
Baca juga: 7 Jenis Asuransi untuk Karyawan yang Wajib Kamu Tahu.
Akhir Kata.
Setiap perusahaan perlu mengetahui angka turnover karyawan setiap tahunnya. Dari situ, kamu bisa melakukan analisis apakah budaya kerja di perusahaan saat ini sudah bagus atau perlu ditingkatkan. Bagi kamu yang memerlukan informasi tambahan seputar bisnis, keuangan, dan asuransi, kamu bisa kunjungi Blog Sunday untuk temukan panduan lengkapnya.
Sunday mewajibkan penulisnya untuk menggunakan sumber-sumber kredibel di setiap artikel yang diproduksi. Sumber tersebut meliputi penelitian ilmiah, data pemerintah, data internal perusahaan, laporan asli, dan wawancara dengan para ahli di industri terkait. Kami juga mengambil referensi riset dari penerbit terpercaya jika dibutuhkan.
Artikel ini mengambil referensi dari sumber-sumber berikut.
Penulis: Leah Huang
Editor: Rifda Aufa Putri