Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu faktor kesuksesan sebuah perusahaan adalah kualitas karyawannya. Namun, apa jadinya jika karyawan-karyawan yang berkualitas justru mengundurkan diri dan lebih memilih mengejar karir di perusahaan lain?
Tentu menjadi sebuah kerugian bagi perusahaan itu sendiri. Apalagi jika karyawan-karyawan tersebut malah bergabung dengan perusahaan kompetitor.
Untuk menghindari hal tersebut, sebuah perusahaan perlu memperhatikan tingkat retensi karyawan yang mereka miliki.
Apa itu retensi karyawan? Apa manfaatnya untuk perusahaan? Bagaimana cara menghitung tingkat retensi karyawan dan meningkatkan angka tersebut?
Sunday sudah menguraikan dengan lengkap tentang seluk beluk retensi karyawan dalam artikel ini. Jadi, yuk kita mulai pembahasannya!
Pengertian Retensi Karyawan.
Retensi karyawan adalah kemampuan sebuah perusahaan untuk mempertahankan atau menjaga karyawannya di tempat kerja dalam kurun waktu tertentu. Retensi karyawan ini ditujukan untuk mempertahankan karyawan yang berkualitas dengan tujuan dijadikan calon pemimpin perusahaan di masa depan.
Jika disebutkan bahwa tingkat retensi karyawan adalah 95% selama Januari 2023 hingga Januari 2024, artinya perusahaan tersebut mampu mempertahankan 95% karyawannya dalam kurun waktu tersebut.
Sedangkan, kebalikan dari retensi karyawan adalah perputaran karyawan atau employee turnover. Tingkat turnover sebuah perusahaan bisa tinggi jika banyak karyawan yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan, seperti ketidakpuasan atas gaji, lingkungan kerja yang toxic, dan sebagainya.
Jika tingkat pergantian karyawan tinggi, produktivitas perusahaan bisa terganggu karena harus memberikan waktu tambahan bagi karyawan baru mempelajari budaya dan visi misi perusahaan.
Maka dari itu, penting bagi perusahaan untuk menjaga tingkat retensi karyawan agar visi misi perusahaan bisa terus berjalan tanpa hambatan.
Baca juga: 7 Jenis Asuransi untuk Karyawan yang Wajib Kamu Tahu.
Manfaat Retensi Karyawan.
Perusahaan-perusahaan bonafide biasanya berlomba untuk merekrut karyawan berkualitas agar bergabung dengan organisasi mereka. Maka dari itu, kemampuan perusahaan untuk mempertahankan karyawan yang mereka miliki menjadi krusial di tengah era industri yang semakin tinggi tingkat persaingannya.
Berikut ini 5 manfaat retensi karyawan bagi perusahaan:
1. Hemat biaya.
Manfaat yang paling utama dari retensi karyawan yang tinggi adalah hemat biaya. Perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk melakukan rekrutmen ulang untuk mengganti posisi karyawan yang mengundurkan diri.
Selain itu, karyawan baru juga pastinya membutuhkan training dan waktu untuk mempelajari visi misi dan budaya perusahaan.
Total biaya untuk mengganti karyawan yang mengundurkan diri bisa bervariasi, mulai dari 90% dari gaji seorang karyawan tingkat pemula hingga 200% atau lebih untuk para profesional dan pemimpin yang berpengalaman.
Maka dari itu, kemampuan untuk bisa mempertahankan karyawan berkualitas amat diperlukan.
2. Produktivitas yang terjaga.
Karyawan yang sudah lama bekerja di suatu perusahan tentunya sudah tahu seluk beluk tempat kerjanya. Ia sudah mengetahui visi dan misi perusahaan, sudah tahu ekspektasi yang diberikan kepadanya, serta sudah punya skill yang dibutuhkan untuk mencapai target tersebut.
Dengan kemampuan menjaga retensi karyawan yang tinggi, perusahaan bisa menjaga produktivitasnya karena elemen-elemen yang mereka butuhkan tidak mengalami perubahan.
3. Karyawan yang profesional dan berpengalaman.
Sudah jadi hal mutlak bahwa semakin lama seorang karyawan bekerja di sebuah perusahaan, maka semakin baik pemahamannya tentang tempat kerjanya. Ia juga sudah memiliki wawasan dan skill yang dibutuhkan.
Selain itu, hubungan antar karyawan juga sudah terjaga, bisa saling bekerja sama, dan saling mendukung karena sudah saling mengenal secara profesional.
4. Meningkatkan loyalitas karyawan.
Memiliki tingkat retensi karyawan yang tinggi artinya perusahan tersebut sukses memenuhi kebutuhan-kebutuhan karyawannya, misalnya gaji yang layak, fasilitas yang mendukung, dan budaya yang positif.
Dengan memenuhi hak-hak dan kebutuhan karyawan, tentunya karyawan juga menjadi semakin loyal kepada perusahaan di mana mereka bekerja. Hal ini juga bisa mendorong produktivitas perusahaan agar semakin tinggi.
5. Kepuasan pelanggan yang lebih baik.
Karyawan yang sudah lama bekerja tentunya sudah tahu karakteristik pelanggan yang mereka hadapi. Dengan memahami karakteristik karyawan dan cara untuk melayani, tentunya kepuasan pelanggan bisa terjaga dan justru bisa semakin baik.
Hal ini biasanya terjadi di role seperti Customer Service atau pun Sales dan Partnership.
Penyebab Retensi Karyawan Rendah.
Kita sepakat bahwa tingkat retensi karyawan yang tinggi akan sangat menguntungkan perusahaan. Lalu, apa saja penyebab tingkat retensi karyawan rendah (turnover tinggi) yang tentu saja bisa merugikan perusahaan?
1. Gaji Kecil.
Banyak kasus di mana karyawan akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan dengan alasan gaji yang diterima tidak cukup untuk kebutuhan hidup. Saat mereka mendapatkan penawaran yang lebih baik dari perusahaan lain, mereka tidak ragu untuk akhirnya mengambil kesempatan tersebut.
2. Lingkungan Kerja Toxic.
Sebuah bisnis pasti memiliki problemanya masing-masing. Namun, jika intrik yang ada terlalu banyak, tentunya akan membuat karyawan tidak nyaman karena lingkungan kerjanya toxic. Apalagi kini isu kesehatan mental sudah semakin dikenal oleh masyarakat luas. Maka, sudah jadi tanggung jawab Departemen HR untuk menemukan cara agar lingkungan kerja bisa dibuat senyaman mungkin.
3. Jenjang Karir Tidak Jelas.
Jenjang karir yang tidak jelas juga jadi salah satu faktor tingkat turnover karyawan tinggi. Karyawan yang berkualitas dan berkontribusi banyak untuk produktivitas perusahaan tentunya ingin mendapatakan promosi. Namun, jika tidak ada kejelasan terkait tangga karir di posisinya, tentu mereka lebih memilih untuk mencari kesempatan yang lebih baik di perusahaan lain.
4. Benefit Kurang.
Gaji saja tidak cukup untuk mengkompensasi kinerja karyawan. Benefit lain seperti asuransi kesehatan, BPJS Kesehatan & Ketenagakerjaan, serta uang pensiun adalah benefit yang umumnya diincar oleh karyawan.
Baca juga: Apa Itu Employee Benefit? Ini Pengertian dan Jenisnya.
5. Manajemen Buruk.
Arah bisnis juga jadi salah satu faktor penentu retensi karyawan. Jika manajemen perusahaan buruk, maka keputusan-keputusan yang diambil oleh pimpinan juga jadi kurang menguntungkan untuk karyawan.
6. Kurangnya Apresiasi.
Target-target yang disusun untuk karyawan jadi pacuan agar produktivitas mereka bisa meningkat. Saat mereka sudah bisa mencapai atau bahkan melebihinya, jangan lupa untuk mengapresiasi mereka melalui bonus atau pun penghargaan lainnya. Karena kurangnya apresiasi dari perusahaan bisa jadi salah satu faktor pendorong mereka untuk mengundurkan diri karena merasa kurang dihargai.
7. Burnout.
Burnout adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami lelah fisik dan emosional hingga menghilangkan minatnya untuk melakukan aktivitas. Besarnya tekanan dan tingginya ekspektasi tanpa dukungan untuk mencapai goals yang diberikan kepada karyawan bisa menyebabkan mereka burnout yang justru malah menurunkan produktivitas mereka dan mempengaruhi tingkat produktivitas perusahaan.
Baca juga: Mengenal Pentingnya Kesehatan Mental dan Cara Menjaganya.
8. Setting Kerja yang Fleksibel.
Pandemi Covid-19 mempengaruhi banyak sekali kehidupan manusia, hingga setting kerja. Tak hanya kerja onsite atau datang langsung ke kantor, kini sudah ada jenis setting kerja lain, yaitu WFA (Work From Anywhere atau kerja dari mana saja), dan hybrid (gabungan antara kerja langsung di kantor dan kerja dari mana saja).
Saat ini, banyak pekerja yang lebih memilih setting kerja WFA atau hybrid dengan alasan lebih hemat tenaga karena tidak perlu datang ke kantor dan lebih produktif karena mereka bisa lebih berkonsentrasi dengan ritme kerja yang bisa mereka atur sendiri.
Perusahaan yang tidak bisa mengikuti perkembangan terbaru di industri ini tentunya akan kurang diminati oleh para pekerja atau bahkan karyawannya sendiri.
9. Work-Life Balance.
Bekerja memang penting, tapi karyawan juga memiliki kehidupan pribadi yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Perusahaan yang memberikan beban kerja yang terlalu banyak kepada karyawannya hingga mengganggu keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi mereka tentu akan jadi pertimbangan karyawan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
Baca juga: 7 Mitos dan Fakta Kesehatan Mental yang Penting Dipahami.
Cara Menghitung Tingkat Retensi Karyawan.
Tingkat retensi karyawan jadi concern penting yang perlu diperhatikan oleh tim manajemen dan HR agar bisa memelihara produktivitas perusahaan.
Ada cara untuk menghitung tingkat retensi karyawan di suatu perusahaan, yaitu membandingkan jumlah karyawan di akhir suatu periode dengan jumlah karyawan di awal periode dan dikalikan seratus.
Contoh:
Pada bulan Januari 2023, PT Aman Sejahtera memiliki 1.000 karyawan dan di akhir tahun tersisa 987 karyawan. Berapa tingkat retensi karyawan PT Aman Sejahtera?
Uraian:
Jumlah karyawan di akhir periode : Jumlah karyawan di awal periode x 100 =
987 : 1.000 x 100 = 98,7%
Jadi, tingkat retensi karyawan PT Aman Sejahtera adalah 98,7%.
Lalu bagaimana cara menghitung tingkat turnover karyawan?
Kamu bisa membandingkan jumlah karyawan yang mengundurkan diri dalam satu periode dengan rata-rata karyawan yang maish bertahan, dikali 100.
Contoh:
Di periode tahun 2023, sebanyak 13 karyawan PT Aman Sejahtera keluar, sedangkan rata-rata jumlah karyawannya adalah 1.000. Berapa tingkat turnover karyawan PT Aman Sejahtera di tahun 2023?
Uraian:
Jumlah karyawan keluar : Rata-rata karyawan di periode tersebut x 100 =
13 : 1.000 x 100 = 1,3%
Jadi, tingkat turnover karyawan PT Aman Sejahtera di tahun 2023 adalah 1,3%.
Strategi Mengelola Retensi Karyawan.
Setelah mengetahui pentingnya retensi karyawan dan bagaimana menghitungnya, alangkah lebih baik untuk tim manajemen dan HR mengetahui apa saja strategi yang bisa diterapkan untuk mengelola dan meningkatkan retensi karyawan.
Berikut ini 7 strategi yang bisa kamu terapkan untuk mengelola retensi karyawan:
1. Berikan Kompensasi yang Sesuai.
Di era persaingan industri yang semakin ketat ini, tiap-tiap perusahaan berusaha mendapatkan talenta terbaik dengan menawarkan gaji yang tinggi.
Maka dari itu, dengan memberikan kompensasi yang sesuai, talenta-talenta terbaik yang kamu miliki bisa kamu jaga dan membuat mereka nyaman karena apa yang mereka dapatkan sesuai dengan skill dan kontribusi yang mereka berikan untuk perusahaan.
2. Berikan Apresiasi yang Layak.
Dengan memberi apresiasi yang layak, perusahaan sudah menunjukkan bahwa karyawan yang berkualitas dan produktivitasnya tinggi sangat dihargai.
Pengakuan dan ucapan terima kasih bisa jadi awal dari apresiasi yang bisa diberikan. Selanjutnya, perusahaan bisa mempertimbangkan untuk memberi bonus, tunjangan, cuti tahunan, dan sebagainya sebagai rangkaian apresiasi untuk karyawan yang berprestasi.
3. Investasi di Pengembangan Sumber Daya.
Sumber daya manusia jadi faktor penting atas kesuksesan sebuah bisnis. Perusahaan bisa mulai berinvestasi jangka panjang dengan memberi pelatihan-pelatihan yang menunjang produktivitas karyawannya, baik itu workshop, konferensi, hingga beasiswa. Dengan melakukan hal ini, karyawan bisa merasa bahwa perusahaan memang sangat menghargai mereka sebagai aset berharga yang dimiliki.
4. Ciptakan Lingkungan Kerja yang Positif.
Lingkungan kerja juga jadi faktor penting untuk meningkatkan retensi karyawan. Rekan-rekan kerja yang supportive dan saling berkolaborasi bisa membantu menjaga kesehatan mental karyawan agar tetap merasa nyaman dan bersemangat untuk bekerja.
Tim manajemen dan HR bisa membuat program bonding antar karyawan, seperti outing, makan bersama, atau karaoke bersama. Dengan begitu, hubungan antar karyawan bisa semakin erat dan akrab.
5. Desain Jenjang Karir yang Jelas.
Tak hanya gaji besar, jenjang karir yang jelas juga jadi incaran pekerja di masa kini. Mendesain rangkaian jenjang karir yang jelas bisa menambah motivasi karyawan untuk produktif dan mencapai jenjang karir yang mereka inginkan.
6. Terapkan Komunikasi yang Terbuka.
Memberikan kesempatan untuk karyawan mengemukakan pendapat dan ide-idenya bisa membuat mereka merasa dihargai dan didengarkan. Mulai dari manajer, tim HR, hingga manajemen bisa mempertimbangkan ide-ide fresh yang datang dari karyawan untuk perkembangan perusahaan yang lebih baik lagi.
7. Tawarkan Benefit yang Kompetitif.
Menawarkan benefit kompetitif juga menjadi cara yang efektif untuk menjaga tingkat retensi karyawan tinggi. Berbagai benefit seperti BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, uang transportasi, hingga asuransi kesehatan swasta bisa jadi pilihan.
Dalam program asuransi kesehatan karyawan, ada banyak manfaat yang didapatkan, seperti manfaat rawat inap, rawat jalan, dental, hingga optik. Bahkan, tak jarang ada perusahaan yang juga menyediakan manfaat persalinan untuk karyawan atau pasangan karyawannya.
Kesehatan karyawan yang terjaga bisa membantu menjaga kualitas dan kuantitas produktivitas perusahaan. Selain itu, karyawan juga bisa merasa nyaman karena merasa perusahaan amat memperhatikan well-being mereka.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Sunday sudah menyiapkan sebuah program asuransi kesehatan karyawan yang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan bisnismu, yaitu Sunday Health for Business. Cek lamannya dan dapatkan quote asuransi kesehatan terbaik untuk tim hebatmu!
Baca juga: Mengenal BPJS: Pengertian, Jenis, Manfaat dan Biaya Iuran.
Akhir Kata.
Retensi karyawan memang sangat penting untuk menjaga produktivitas dan revenue perusahaan. Dengan memiliki karyawan-karyawan terbaik yang terus bersemangat untuk bekerja di organisasi kamu, artinya visi dan misi perusahaan bisa dicapai dengan kolaborasi yang harmonis.
Jika kamu ingin mencari program asuransi kesehatan untuk karyawan yang bisa dipersonalisasi, didukung dengan kecanggihan teknologi dan harga yang bersahabat, kamu bisa kunjungi laman Sunday berikut ini.
Sunday mewajibkan penulisnya untuk menggunakan sumber-sumber kredibel di setiap artikel yang diproduksi. Sumber tersebut meliputi penelitian ilmiah, data pemerintah, data internal perusahaan, laporan asli, dan wawancara dengan para ahli di industri terkait. Kami juga mengambil referensi riset dari penerbit terpercaya jika dibutuhkan.
Artikel ini mengambil referensi dari sumber-sumber berikut.
- Indeed. “What Is Employee Retention? Benefits, Causes and Strategies”.
- Tech Target Network. “Employee retention”.
- Oracle NetSuite. “What Is Employee Retention? Benefits, Tips & Metrics”.
- Siloam Hospitals. “Apa itu Burnout? Ini Ciri-Ciri dan Cara Mengatasinya”.
- Talentics. “Mengenal Employee Retention, Manfaat, Metrik, dan Cara Memperbaiki”.
- OCBC. “Retensi Karyawan: Pengertian, Tujuan, dan Contoh Strateginya”.
- Mekari. “Pahami Apa Itu Retensi Karyawan dan Cara Mengelolanya”.
- Accurate. “Retensi Karyawan: Pengertian, Penyebab, dan Cara Meningkatkannya”.