Premi asuransi adalah “uang yang dibayar oleh tertanggung (pembeli asuransi) kepada penanggung (perusahaan penyedia asuransi) untuk mendapatkan manfaat sesuai kesepakatan yang ada dalam polis (surat perjanjian) asuransi”, dikutip dari OJK.
Tapi, banyak yang menganggap kalau premi asuransi itu mahal. Emang benar? Sebenarnya apa sih yang mempengaruhi biaya premi asuransi?
Tenang, Sunday sudah mengupas tuntas faktor-faktor yang mempengaruhi biaya premi asuransi jiwa dan kesehatan di artikel ini!
5 Faktor Umum Penentu Premi Asuransi.
Asuransi jiwa dan asuransi kesehatan memiliki faktor-faktor penentu biaya premi yang sama atau bisa disebut juga dengan faktor umum. Namun, ada faktor khusus yang menjadi faktor pembeda di masing-masing jenis asuransi.
Yuk, kita mulai pembahasan faktor umumnya!
1. Usia tertanggung.
Usia menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi harga premi baik itu asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa.
Pada umumnya, semakin muda umur tertanggung, maka harga premi juga cenderung lebih rendah. Hal ini dikarenakan idealnya, tertanggung yang masih muda memiliki risiko kematian yang lebih rendah. Dengan kata lain, risiko kematian meningkat seiring bertambahnya usia.
2. Gaya hidup tertanggung.
Gaya hidup juga menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan harga premi asuransi. Mereka yang merokok, minum alkohol, atau yang memiliki hobi beraktivitas ekstrem cenderung mendapatkan harga premi yang lebih mahal, baik untuk asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa.
Kenapa sih? Karena seorang perokok atau peminum alkohol aktif cenderung memiliki risiko sakit yang lebih besar. Selain itu, mereka yang memiliki hobi beraktivitas ekstrem bisa dikatakan punya risiko lebih tinggi untuk cedera dan sakit, sehingga harga premi asuransinya pun lebih tinggi.
3. Masa pertanggungan.
Masa pertanggungan adalah waktu yang menjamin risiko kerugian tertanggung akan digantikan oleh perusahaan asuransi. Maka, semakin lama masa pertanggungan, semakin mahal pula premi asuransinya, dan juga sebaliknya.
Biasanya, asuransi kesehatan berlaku selama setahun. Sedangkan, asuransi jiwa bisa berlaku mulai dari 5 hingga 20 tahun.
4. Limit pertanggungan.
Sama seperti masa pertanggungan, limit pertanggungan juga menjadi faktor yang menentukan besaran harga premi asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.
Limit pertanggungan adalah jumlah maksimum yang akan dibayarkan oleh perusahaan asuransi atas suatu klaim yang diajukan oleh pemegang polis.
Misalnya, kamu punya limit pertanggungan atas asuransi kesehatan yang kamu beli sebesar Rp10 juta. Maka, jika klaim yang kamu ajukan sebesar Rp10,5 juta, yang akan dibayarkan oleh pihak asuransi hanya sebesar Rp10 juta.
Semakin banyak limit pertanggungan yang diharapkan, maka premi yang harus kamu bayar juga semakin tinggi.
5. Kondisi industri asuransi.
Kondisi industri asuransi yang dimaksud adalah seberapa banyak demand atau permintaan perlindungan asuransi dari masyarakat di suatu waktu. Contohnya saja saat masa pandemi terjadi peningkatan permintaan klaim baik itu asuransi jiwa mau pun asuransi kesehatan.
Jika permintaan klaimnya rendah, tentunya harga premi akan rendah. Namun, jika permintaannya tinggi, harga premi tentu saja jadi ikut tinggi.
Menurut data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) hingga Juni 2023, total klaim asuransi kesehatan sudah mencapai Rp9,39 triliun. Sedangkan untuk asuransi jiwa, total klaim yang sudah dibayarkan dari Januari – Juni 2023 sebesar Rp79,44 triliun.
Faktor Khusus Penentu Premi Berdasarkan Jenis Asuransi.
Setelah faktor utama yang disebutkan di atas, ada beberapa faktor khusus yang mempengaruhi harga premi sebuah asuransi. Faktor khusus di sini berarti faktor spesifik yang menentukan harga premi tergantung jenis asuransi tertentu yang kamu beli.
Yuk, kita bahas sesuai jenis asuransi masing-masing!
Asuransi Jiwa.
Asuransi jiwa memberikan manfaat perlindungan pada ahli waris dari risiko kerugian finansial akibat kehilangan sumber penghasilan, yaitu tertanggung meninggal dunia atau mengalami cacat tetap total.
Karena berhubungan dengan sumber penghasilan, maka berikut ini adalah faktor khusus yang mempengaruhi besaran harga premi asuransi jiwa.
1. Pekerjaan tertanggung.
Dalam penentuan besaran harga premi asuransi jiwa, pekerjaan tertanggung menjadi salah satu faktor penting.
Pada umumnya, tertanggung yang memiliki pekerjaan berisiko tinggi seperti pekerja lapangan, pertambangan, pilot, awak penerbangan, dan sebagainya, akan mendapatkan harga premi yang lebih tinggi dibandingkan dengan para pekerja kantoran.
2. Jenis kelamin tertanggung.
Faktor lainnya yang jadi pertimbangan harga premi asuransi jiwa adalah jenis kelamin tertanggung.
Menurut Prudential, wanita akan mendapatkan harga premi yang lebih tinggi dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan wanita memiliki risiko yang lebih besar jika menjalani proses hamil dan melahirkan. Selain itu, wanita juga cenderung lebih sering mengajukan klaim asuransi dibandingkan pria.
Asuransi Kesehatan.
Asuransi kesehatan adalah sebuah asuransi yang memberikan jaminan kepada tertanggung untuk mengganti biaya pengobatan yang meliputi biaya perawatan di rumah sakit, biaya pembedahan dan biaya obat-obatan.
Selain kelima faktor utama di atas, berikut ini adalah faktor khusus yang menentukan harga premi asuransi kesehatan.
1. Riwayat kesehatan tertanggung.
Mereka yang memiliki riwayat kesehatan kompleks cenderung mendapatkan harga premi yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan tertanggung bisa dipastikan akan melakukan pengajuan klaim lebih sering dibandingkan mereka yang memiliki riwayat kesehatan yang lebih baik.
Akhir Kata.
Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan kalau kamu mau mengajukan asuransi kesehatan mau pun asuransi jiwa.
Semoga artikel ini bisa membantumu saat sedang mempertimbangkan membeli asuransi, ya!
Tetap sehat dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Sunday mewajibkan penulisnya untuk menggunakan sumber-sumber kredibel di setiap artikel yang diproduksi. Sumber tersebut meliputi penelitian ilmiah, data pemerintah, data internal perusahaan, laporan asli, dan wawancara dengan para ahli di industri terkait. Kami juga mengambil referensi riset dari penerbit terpercaya jika dibutuhkan.
Artikel ini mengambil referensi dari sumber-sumber berikut: