Dalam menjalankan bisnis, kamu pasti akan dihadapkan pada berbagai risiko. Itulah sebabnya kamu harus punya manajemen risiko yang baik. Manajemen risiko adalah proses penting yang akan menentukan kelangsungan bisnismu.
Menjalankan manajemen risiko memang bukan hal yang mudah. Tapi, sebagai pemilik bisnis, kamu pasti bisa mempelajarinya.
Nah, kalau kamu ingin bisa melakukan manajemen risiko dengan baik, coba pelajari cara-caranya di artikel ini.
Baca juga: Risiko Usaha: Pengertian, Jenis, dan Cara Mengatasinya.
Pengertian Manajemen Risiko.
Dikutip dari Harvard Business Review, manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, menilai, dan memitigasi ancaman atau segala ketidakpastian yang akan berdampak negatif terhadap kelangsungan bisnis.
Dalam proses ini, pemilik bisnis akan memperkirakan beberapa kemungkinan risiko yang akan terjadi di masa depan, dan memperhitungkan kira-kira seberapa besar dampak dari risiko tersebut.
Kemudian, dari berdasarkan analisis tersebut, kamu akan menentukan apa solusi atau strategi yang bisa dilakukan untuk mencegah risiko tersebut. Seluruh proses ini masuk ke dalam proses manajemen risiko.
Baca juga: 14 Cara Melunasi Utang dengan Baik, Keuangan Dijamin Aman!
Tujuan Manajemen Risiko.
Tujuan atau fungsi utama dari manajemen risiko adalah untuk membantu bisnis untuk bisa mencapai tujuan dengan lebih efektif dan menghindari atau meminimalisir risiko yang ada. Secara keseluruhan, berikut ini tujuan-tujuannya.
1. Mendeteksi Risiko.
Mendeteksi risiko merupakan langkah awal dalam manajemen risiko. Ini melibatkan proses identifikasi secara sistematis terhadap potensi risiko yang dapat mempengaruhi bisnis.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi risiko sebelum mereka menyebabkan dampak negatif yang signifikan, sehingga organisasi dapat lebih siap untuk mengelolanya.
2. Meminimalisir Kerugian.
Salah satu tujuan utama dari manajemen risiko adalah untuk meminimalkan kerugian atau dampak negatif yang mungkin timbul akibat dari risiko yang teridentifikasi.
Ini dilakukan dengan mengimplementasikan strategi pencegahan dan pengendalian risiko yang efektif. Misalnya dengan menggunakan asuransi, diversifikasi aset, dan membuat regulasi bisnis yang tepat.
3. Membuat Strategi Bisnis.
Manajemen risiko membantu dalam merancang dan mengimplementasikan strategi bisnis yang lebih kokoh. Dengan memahami risiko yang dihadapi, kamu dapat mengambil keputusan yang lebih baik untuk bisnismu dan memanfaatkan peluang yang muncul.
4. Memberikan Rasa Aman Bagi Stakeholder.
Manajemen risiko memainkan peran penting dalam membangun kepercayaan dan memberikan rasa aman bagi berbagai pihak terkait atau stakeholder organisasi, seperti investor, karyawan, dan masyarakat umum.
Dengan menunjukkan komitmen untuk mengelola risiko dengan baik, bisnis dapat meningkatkan kepercayaan stakeholder terhadap kemampuan mereka untuk mengelola tantangan dan ketidakpastian.
Baca juga: Retensi Karyawan: Pengertian, Fungsi, Cara Hitung, Strategi.
5. Menjaga Stabilitas Perusahaan.
Tujuan lain dari manajemen risiko adalah menjaga stabilitas perusahaan dalam jangka panjang. Dengan mengelola risiko secara proaktif, bisnis dapat mengurangi gangguan yang dapat menghambat keseimbangan finansial, operasional, dan reputasi perusahaan.
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Risiko.
Ada banyak hal yang akan berdampak terhadap upaya perusahaan dalam mengelola risiko yang ada. Faktor ini bisa bersifat internal maupun eksternal.
Menurut United States Environmental Protection Agency (EPA), hal-hal berikut bisa mempengaruhi manajemen risiko.
1. Faktor Ekonomi.
Ketika ekonomi negara ataupun ekonomi dunia sedang lesu, risiko bisnis akan meningkat, seperti risiko penurunan permintaan pasar atau peningkatan biaya modal.
Selain itu, ekonomi yang buruk akan mempengaruhi perubahan harga bahan baku dan mata uang. Manajemen risiko perlu mempertimbangkan skenario fluktuasi harga ini untuk mengantisipasi dampaknya terhadap biaya produksi atau keuntungan.
Baca juga: Kenali Fintech: Definisi, Dasar Hukum, Jenis, dan Manfaat.
2. Faktor Pemerintahan.
Pemerintah sering kali menetapkan regulasi yang mengatur berbagai aspek operasional dalam berbisnis. Biasanya, saat kondisi politik negara sedang tidak stabil, regulasi ini mudah sekali berubah-ubah.
Perubahan regulasi yang terus-menerus akan berdampak terhadap produksi bisnis. Manajemen risiko harus mempertimbangkan potensi dampak dari perubahan kebijakan, baik domestik maupun internasional, terhadap strategi bisnis mereka.
3. Faktor Teknologi.
Adanya teknologi yang canggih memang bisa membantu meningkatkan produktivitas bisnis, tapi di satu sisi juga membawa risiko keamanan yang lebih kompleks, seperti serangan cyber, pencurian data, atau kebocoran informasi sensitif.
Selain itu, teknologi mudah sekali berubah-ubah dan berinovasi dengan cepat. Pelaku bisnis harus bisa menganalisis hal ini dan membuat strategi agar keamanan tetap terjaga dan bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada.
4. Faktor Sosial.
Stakeholder, seperti konsumen, karyawan, dan masyarakat umum, memiliki harapan yang berbeda terhadap suatu bisnis. Manajemen risiko harus mempertimbangkan kebutuhan ini dalam merancang strategi manajemen risiko yang menguntungkan semua pihak.
Bukan cuma itu, perubahan dalam struktur demografis atau kebiasaan sosial dapat mempengaruhi permintaan pasar. Ini juga menjadi faktor sosial yang perlu dipertimbangkan.
Manfaat Manajemen Risiko bagi Perusahaan.
Ketika kamu menjalankan bisnis, tentunya kamu ingin bisnismu berjalan baik dalam jangka panjang. Itulah kenapa kamu perlu adanya proses manajemen risiko.
Menurut sumber Harvard Business Review, ada beberapa manfaat yang akan dirasakan perusahaan ketika memiliki manajemen risiko yang baik. Berikut ini manfaat-manfaatnya.
1. Melindungi Reputasi Bisnis.
Reputasi sangatlah penting dalam suatu bisnis. Reputasi yang baik akan membuat konsumen juga lebih percaya dan tertarik untuk menggunakan produk atau jasa bisnismu.
Terkadang, risiko buruk bisa membuat reputasi bisnis ikut terdampak. Misalnya, dalam bisnis penerbangan, maskapai sangat rentan terhadap reputasi yang buruk karena banyak kejadian tak terduga.
Nah, di sinilah peran seorang manajer risiko untuk mencegah masalah tersebut dan mempertahankan reputasi bisnis yang tetap baik di mata pelanggan.
2. Mencegah Kerugian.
Sebagian besar bisnis membentuk tim manajemen risiko untuk menghindari kerugian finansial yang besar. Misalnya, dalam bisnis otomotif, manajer risiko akan mendeteksi apabila di kemudian hari ada risiko peningkatan harga pasokan.
Dari sini, sejak awal pihak bisnis bisa mencari alternatif sumber pasokan lain agar biaya operasional tidak meningkat.
Baca juga: Kartu Kredit: Pengertian, Jenis, dan Bedanya dengan Paylater.
3. Mendukung Inovasi Bisnis.
Manajemen risiko tidak hanya mencegah atau mengantisipasi kerugian, tapi juga bisa menjadi peluang untuk melakukan inovasi baru. Saat bisnis mendeteksi adanya risiko tertentu, mereka bisa membuat inovasi baru yang diperkirakan akan menjadi solusi atas risiko tersebut.
Akhir Kata.
Pada dasarnya, fungsi manajemen risiko adalah melindungi bisnis dari potensi kerugian di masa depan. Adanya manajemen risiko yang baik akan menjamin sebuah bisnis bisa bertahan lebih lama. Karena itu, kalau saat ini kamu sedang merencanakan suatu usaha, jangan lupa untuk melakukan analisis risiko, ya. Kalau kamu butuh lebih banyak panduan seputar bisnis dan keuangan, yuk kunjungi Blog Sunday!
Sunday mewajibkan penulisnya untuk menggunakan sumber-sumber kredibel di setiap artikel yang diproduksi. Sumber tersebut meliputi penelitian ilmiah, data pemerintah, data internal perusahaan, laporan asli, dan wawancara dengan para ahli di industri terkait. Kami juga mengambil referensi riset dari penerbit terpercaya jika dibutuhkan.
Artikel ini mengambil referensi dari sumber-sumber berikut.
- Harvard Business Review. “What Is Risk Management & Why Is It Important?”
- US EPA. “Risk Management.”
Penulis: Leah Huang
Editor: Rifda Aufa Putri