Di era yang semakin maju ini, masyarakat semakin sadar kesehatan mental dan jasmani sama pentingnya. Tetapi, tentu masih ada saja yang memandang negatif atau bahkan menganggap remeh kesehatan mental.
Pandangan negatif tersebut biasanya didasari oleh banyaknya mitos kesehatan mental yang beredar dan minimnya informasi atas fakta yang ada.
Nah, apa saja sih mitos yang sering beredar soal kesehatan mental? Simak informasi lengkapnya di artikel ini, ya!
Macam-Macam Mitos dan Fakta Kesehatan Mental.
Pasti ada banyak mitos seputar gangguan kesehatan mental yang pernah kamu dengar di lingkungan sehari-hari. Sunday merangkum beberapa mitos yang paling sering muncul dan fakta yang sebenarnya dari mitos-mitos tersebut.
1. Jika mengalami kesehatan mental, artinya punya kepribadian lemah.
Pemikiran seperti ini masih sangat sering muncul, apalagi di kalangan generasi yang lebih tua. Masalah kesehatan mental dipandang sebagai ciri-ciri seseorang dengan karakter yang lemah.
Faktanya, lemah atau tidaknya kepribadian seseorang tidak berkaitan dengan kesehatan mental. Sebab, tidak ada orang yang bisa memilih apakah mereka ingin mengalami gangguan mental atau tidak.
Justru, kalau ada orang yang berani mengakui bahwa dirinya mengalami masalah kesehatan mental, tandanya ia adalah orang yang kuat dan berani mencari solusi untuk mengatasi kondisinya.
2. Gangguan mental adalah sesuatu yang memalukan dan harus disembunyikan.
Mungkin saja kamu juga pernah mendengar seseorang menyatakan pemikiran yang seperti ini. Sampai sekarang, memang masih banyak sekali orang yang menganggap gangguan mental sebagai sesuatu yang memalukan dan harus disembunyikan dari publik.
Sebetulnya, anggapan seperti ini bisa muncul karena ada banyak stigma negatif masyarakat terhadap kesehatan mental.
Sebenarnya, salah satu cara terbaik untuk pulih dari gangguan mental adalah mendiskusikannya secara terbuka kepada pihak profesional, seperti psikolog atau konselor.
3. Penyakit mental selalu berkaitan dengan kekerasan.
Ada lagi yang menganggap bahwa ciri-ciri penyakit mental adalah melakukan tindak kekerasan. Perlu diperhatikan, hal ini bukanlah fakta kesehatan mental yang benar.
Realitanya, ada tindak kejahatan dan kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang tanpa gangguan mental. Selain itu, perilaku agresif tidak selalu menjadi gejala masalah mental.
4. Orang yang punya masalah mental, artinya tingkat kecerdasannya rendah.
Nah, ini salah satu mitos yang juga sering diucapkan oleh generasi tua di zaman sekarang. Masalah kesehatan mental dianggap berkaitan dengan tingkat kecerdasan yang rendah, padahal faktanya tidak begitu.
Pada dasarnya, kesehatan mental sama seperti kesehatan fisik. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, terlepas dari tingkat kecerdasan maupun status sosialnya.
5. Gangguan kesehatan mental tidak akan bisa pulih.
Seperti kesehatan fisik, masalah kesehatan mental juga bisa disembuhkan, loh. Karena, sama seperti penyakit fisik, penyakit mental juga bisa dipulihkan dengan metode pengobatan khusus.
Upaya pengobatan bisa berbeda-beda, tergantung gejala ataupun kondisi mental yang dialami. Biasanya, sistem pengobatan ini akan ditentukan oleh psikolog atau psikiater.
Dalam dunia psikologi, ada dua jenis ahli pengobatan kesehatan mental, yaitu psikolog dan psikiater.
Seorang psikolog melayani konsultasi bagi pasien yang mengalami masalah sehari-hari. Sementara, psikiater menangani langsung pasien dengan gangguan kejiwaan yang parah dan sudah memerlukan obat-obatan.
6. Masalah kesehatan mental muncul karena pola asuh yang salah.
Banyak orang yang menyalahkan para orang tua ketika melihat anaknya mengalami gangguan mental. Menurut mereka, pola asuh yang salah memicu sang anak untuk mengidap gangguan tersebut.
Anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Terkadang, beberapa masalah mental memang bisa dipicu oleh trauma akibat pola asuh yang salah. Tapi, ada juga faktor lain yang bisa memicu kondisi ini.
Masalah mental adalah kondisi yang kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor ini dapat muncul dari dalam diri pasien itu sendiri, ataupun pengaruh dari lingkungan luar.
7. Isu kesehatan mental tidak akan menyerang anak-anak.
Satu lagi pemahaman keliru atau mitos yang sering ditemui ketika membicarakan masalah mental. Depresi atau gangguan mental lainnya tidak cuma terbatas pada orang dewasa saja, tapi juga bisa menyerang anak-anak dan remaja.
Faktornya bisa macam-macam, bisa karena tekanan yang tinggi di sekolah, beban kerja yang berat, masalah keluarga, kendala keuangan, dan lain sebagainya.
Menurut UNICEF, per tahun 2023 ada 14 persen remaja di seluruh dunia yang mengalami masalah kesehatan mental. Bahkan, bunuh diri menjadi penyebab kematian kelima tertinggi pada remaja usia 10-15 tahun di seluruh dunia.
Jadi, bukan cuma orang dewasa saja yang bisa menderita masalah kesehatan mental. Riset dari UNICEF di atas menjadi salah satu bukti dari banyaknya kasus kesehatan mental yang juga bisa menyerang anak-anak dan remaja, khususnya usia 14 tahun ke atas.
Jenis-Jenis Gangguan Kesehatan Mental yang Umum di Indonesia.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, akhirnya diketahui apa saja jenis gangguan kesehatan mental yang paling sering terjadi di Indonesia, khususnya pada remaja dan dewasa muda. Berikut ini daftarnya.
1. Gangguan makan.
Gangguan makan atau eating disorder paling sering muncul pada usia remaja. Jenis-jenis penyakitnya berupa anoreksia dan bulimia.
Gangguan makan, sesuai namanya, adalah kelainan mental yang berkaitan dengan pola makan. Biasanya, gangguan makan ini dipicu oleh rasa cemas atau tidak percaya diri dengan bentuk tubuh.
2. Gangguan kecemasan.
Pernah melihat orang yang suka overthinking dan mudah cemas atau anxiety? Mungkin, sifat ini dianggap serupa dengan masalah kecemasan, tapi sebenarnya berbeda.
Gangguan kecemasan cenderung lebih parah, sampai-sampai penderitanya tidak bisa produktif melakukan aktivitas standar sehari-hari.
Beberapa jenis gangguan kecemasan meliputi serangan panik, fobia sosial, Generalized Anxiety Disorder (GAD), Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dan Obsessive Compulsive Disorder (OCD).
3. Perilaku berisiko tinggi.
Ada lagi jenis gangguan kesehatan mental yang sering menyerang orang Indonesia, khususnya generasi muda, yaitu perilaku berisiko tinggi. Jenis gangguan ini ditandai dengan kebiasaan melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri.
Kecanduan termasuk ke dalam kategori perilaku berisiko tinggi. Misalnya kecanduan obat-obatan terlarang, seks bebas, mengonsumsi alkohol, dan lain sebagainya.
Akhir Kata.
Selain tiga jenis gangguan yang disebutkan di atas, sebenarnya masih ada banyak lagi jenis masalah kesehatan mental. Penting bagi kamu untuk memahami dengan benar apa saja mitos dan fakta kesehatan mental supaya kamu lebih peka terhadap isu-isu mental di sekitarmu.
Kalau kamu ingin tahu lebih banyak seputar kesehatan fisik atau kesehatan mental, kamu bisa menemukan panduan lengkap di Blog Sunday.
Di Blog Sunday juga ada artikel-artikel lain dengan topik asuransi, finansial, dan sebagainya. Apapun informasi yang kamu butuhkan, segera temukan di Blog Sunday, ya!
Sunday mewajibkan penulisnya untuk menggunakan sumber-sumber kredibel di setiap artikel yang diproduksi. Sumber tersebut meliputi penelitian ilmiah, data pemerintah, data internal perusahaan, laporan asli, dan wawancara dengan para ahli di industri terkait. Kami juga mengambil referensi riset dari penerbit terpercaya jika dibutuhkan.
Artikel ini mengambil referensi dari sumber-sumber berikut:
- UNICEF. “Terjawab: 7 Mitos tentang Kesehatan Mental.”
- WHO. “Mental health of adolescents.”
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. “Definisi Gangguan Jiwa dan Jenis-jenisnya.”