Beranda Kendaraan Apa Itu Rem Blong? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya.

Apa Itu Rem Blong? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya.

Rem blong adalah kondisi kerusakan rem yang membuat rem tidak bisa menghentikan laju mobil.

Pernah dengar istilah rem blong? Rem blong yang tidak segera diatasi bisa jadi sangat berbahaya, lho

Rem berperan penting dalam mengatur laju kendaraan. Kalau rem tidak bisa dipakai, mobil juga tidak bisa dihentikan sesuai kebutuhan dan memicu kecelakaan. 

Jadi, sebaiknya perhatikan dengan baik tanda-tanda rem yang sudah blong dan segera atasi. Cek faktor penyebab dan tips mengatasinya di bawah ini! 

Baca juga: Ini 10 Penyebab AC Mobil Tidak Dingin dan Tips Mengatasinya.

Apa Itu Rem Blong? 

Rem blong adalah istilah yang mengacu pada kondisi kerusakan rem, menyebabkan rem tidak bisa berfungsi dengan baik atau malah tidak bisa dipakai sama sekali. Nah, kondisi ini seringkali jadi penyebab kecelakaan lalu lintas. 

Dikutip dari Kumparan, pada dasarnya rem mobil bekerja dengan mengubah energi gerak menjadi energi panas. Energi panas ini akan disalurkan ke mesin dan roda mobil, membantu melambatkan atau menghentikan laju mobil. 

Kalau ada kerusakan atau disfungsi pada komponen rem, maka energi panas ini tidak bisa diolah dengan baik. Inilah yang membuat rem jadi tidak bisa dipakai. 

Baca juga: 5 Tempat Cuci Mobil Terdekat di Jakarta yang Buka 24 Jam.

Mengenal Penyebab Rem Blong.

Rusaknya komponen rem tentu tidak terjadi tanpa sebab. Ada beberapa hal yang bisa memicu rem blong. Berikut ini faktor penyebab tersebut. 

1. Vapor Lock.

Dilansir dari Kompas, vapor lock adalah kondisi saat tenaga sistem rem tidak bisa dipakai untuk menekan piston dengan baik. Kondisi vapor lock ini akan mengakibatkan peningkatan suhu minyak rem.

Kenaikan suhu akan membuat minyak rem menguap dan daya pengereman jadi tidak maksimal. Inilah yang memicu rem jadi tidak bisa dipakai untuk menghentikan laju kendaraan. 

2. Minyak Rem Bocor. 

Terkadang, rem blong juga bisa disebabkan oleh kebocoran minyak rem. Setiap rem mobil bekerja dengan mengeluarkan tekanan berkat bantuan dari minyak rem yang bekerja sebagai pelumas. 

Kalau minyak bocor, maka komponen rem tidak dapat pelumas yang memadai. Komponennya pun menjadi kaku dan sulit mengeluarkan tekanan dengan baik, sehingga tidak bisa mengerem mobil. 

3. Piston Rem Rusak. 

Piston berfungsi untuk menyalurkan energi tekanan ke kampas rem. Kalau piston rusak, maka kampas rem tidak dapat tekanan yang baik dan tidak bisa menghentikan mobil dengan maksimal. 

Biasanya, bagian piston yang paling rentan rusak adalah seal piston. Seal ini berfungsi untuk menarik piston. Seal yang rusak akan menyebabkan kerusakan piston secara keseluruhan. 

4. Brake Fade

Faktor penyebab yang keempat adalah brake fade, yaitu disfungsi pada kampas rem. Menurut Kompas, brake fade menggambarkan kondisi saat kampas rem tidak bisa mengeluarkan daya gesek dengan baik. Padahal, daya gesek ini diperlukan untuk menghentikan gerakan roda mobil. 

Tapi, sebenarnya kondisi brake fade jarang terjadi dan lebih sering dialami pada mobil besar seperti truk dan bus. Biasanya, brake fade dialami oleh mobil tua dengan kondisi rem yang sudah bekerja terlalu berat serta lama. 

5. Jarang Servis Berkala. 

Setiap mobil perlu diservis secara berkala supaya kondisinya tetap prima. Idealnya, mobil diservis setiap kali sudah dipakai untuk menempuh jarak 20.000-40.000 km. Seiring pemakaian, berbagai komponen pasti rentan terhadap kerusakan, termasuk komponen rem.

Dengan melakukan servis berkala, kamu bisa mencegah kerusakan pada rem dan membuatnya lebih tahan lama. Rem yang jarang dirawat akan lebih mudah mengalami penurunan kualitas dan jadi berbahaya untuk digunakan. 

Baca juga: 3 Cara Klaim Asuransi Mobil Tanpa Ribet, Auto Diterima!

Langkah Darurat Mengatasi Rem Blong Mendadak. 

Terkadang, rem blong bisa terjadi secara tiba-tiba. Dalam kondisi ini, ada beberapa langkah darurat yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya. Berikut ini langkah-langkah tersebut. 

1. Manfaatkan Rem Tangan. 

Kalau pedal rem di kaki terasa rusak dan tidak bisa berfungsi, segera manfaatkan rem tangan. Rem tangan bisa membantu menghentikan laju kendaraan dalam situasi mendesak. 

Tapi, perlu diperhatikan bahwa rem tangan harus digunakan setelah kamu melambatkan laju kendaraan dengan menurunkan gigi. Karena, rem tangan akan langsung menghentikan mobil seketika. Cara ini berlaku apabila kamu mengendarai mobil manual. 

Sementara, pada mobil matic, pastikan kamu sudah tidak menginjak pedal gas. Begitu laju mobil melambat, kamu bisa memanfaatkan rem tangan. 

Kalau kecepatannya masih tinggi, penghentian yang tiba-tiba ini berisiko menyebabkan mobil terjungkir balik. 

2. Jauhkan Kaki dari Pedal Gas. 

Kalau sudah dirasa rem tidak bisa digunakan, segera jauhkan kaki dari pedal gas. Ini penting untuk menghindari kaki tidak sengaja menginjak pedal gas lebih dalam dan mobil malah melaju semakin kencang. 

3. Jangan Matikan Mesin. 

Jangan buru-buru mematikan mesin saat menyadari rem blong. Mesin yang dimatikan secara tiba-tiba tidak akan membantu menghentikan laju mobil. Sebaliknya, hal ini malah akan membuat kamu sulit mengatur arah laju kendaraan. 

Jadi, dalam keadaan darurat, tetap nyalakan mesin dan cobalah untuk menyetir mobil ke arah yang sepi. Tetap tenang dan jangan terburu-buru mematikan mesin. 

4. Turunkan Gigi Secara Bertahap. 

Cara ini berlaku untuk mobil dengan transmisi manual. Kalau rem tidak berfungsi, jangan langsung buru-buru menurunkan gigi mobil ke paling rendah. Turunkanlah secara bertahap supaya laju mobil tetap terkendali. 

Waktu gigi diturunkan secara bertahap, kemungkinan RPM akan naik tinggi. Tapi, hal ini tidak masalah, karena kamu melakukannya secara perlahan.

Baca juga: Gaji Dibawah 10 Juta/Bulan, Apakah Cukup untuk Membeli Mobil Listrik?

Cara Mencegah Rem Blong pada Mobil. 

Sejak awal, usahakan untuk mencegah kerusakan rem supaya tidak perlu mengalami kondisi rem blong saat sedang mengemudi. Ada beberapa upaya pencegahan yang bisa kamu terapkan, yaitu: 

1. Rutin Servis Mobil.

Jangan abaikan pentingnya merawat mobil secara rutin. Mobil yang rutin diservis bisa lebih awet dan terhindar dari kerusakan. Idealnya, mobil diservis setiap sudah menempuh jarak kelipatan 20.000-40.000 km.

Meskipun rem terasa masih berfungsi baik, tetaplah membawa mobil untuk dicek di bengkel. Teknisi bisa membantu mendeteksi tanda-tanda kerusakan dini serta mencegah risiko kerusakan lebih lanjut. 

2. Hindari Rem Mendadak Terlalu Sering. 

Saat mengemudi, biasakan untuk memberi jarak aman dengan kendaraan di depan. Jadi, kalau mobil di depan mengerem secara tiba-tiba, kamu bisa melakukan pengereman secara aman. 

Jangan biasakan untuk mengemudi dalam jarak sempit, sampai mengharuskan kamu untuk mengerem mendadak terus-menerus. Ini bisa menyebabkan kerusakan rem, karena kampas rem dipaksa untuk langsung bekerja keras dalam waktu singkat. 

3. Jaga Bobot Mobil. 

Semakin berat beban yang dibawa mobil, maka semakin besar juga energi yang harus dikeluarkan untuk mengerem mobil. Padahal, setiap mobil punya batas berat maksimal.

Sebaiknya, hindari membawa beban terlalu berat pada mobil. Cek buku manual mobil dan pastikan berapa bobot maksimal yang dianjurkan untuk dibawa mobil tersebut. Ini penting untuk menjaga fungsi rem secara jangka panjang. 

Baca juga: Pahami 2 Jenis Asuransi Mobil Ini Sebelum Melakukan Pembelian.

Akhir Kata. 

Jadi, itulah hal-hal penting seputar penyebab rem blong dan cara untuk mengatasinya dalam kondisi mendesak. Kamu juga bisa melakukan upaya pencegahan untuk terhindar dari risiko kerusakan rem yang terjadi secara tiba-tiba.

Selain melakukan upaya pencegahan rem rusak, kamu juga bisa mengantisipasi masalah pada mobil dengan menggunakan asuransi kendaraan, lho. Asuransi kendaraan akan memberikan proteksi saat mobil mengalami kecelakaan.Kalau kamu butuh lebih banyak panduan tentang cara merawat mobil, ataupun informasi seputar asuransi dan finansial, kamu bisa kunjungi Blog Sunday sekarang juga!

Sunday mewajibkan penulisnya untuk menggunakan sumber-sumber kredibel di setiap artikel yang diproduksi. Sumber tersebut meliputi penelitian ilmiah, data pemerintah, data internal perusahaan, laporan asli, dan wawancara dengan para ahli di industri terkait. Kami juga mengambil referensi riset dari penerbit terpercaya jika dibutuhkan. 

Artikel ini mengambil referensi dari sumber-sumber berikut.

Share this article
Shareable URL
Artikel Terkait